RSS

Good Bye Cinta Pertama :') #YSF2ndAnniversarry

Good Bye Cinta Pertama :') (Desi Rachma Purwanti)

  



"Kenangan Cinta Pertama tak akan pernah hilang, dia akan selalu menempati satu ruang kosong di hati mu.Walaupun kenangan itu tlah lama berlalu. " -Desi Rachma-


       Aku menatap deretan bangunan kokoh bercat putih dihadapan ku. Ragu - ragu aku melangkahkan kaki ku memasuki gerbang SMA Bintang. Sebuah kolam ikan kecil menyambut kedatangan ku. diatasnya terbentang sebuah sepanduk bertuliskan " SELAMAT DATANG PARA ALUMNI SMA BINTANG". Aku tersenyum membaca tulisan tersebut.
         Ternyata sudah 3 tahun aku meninggalkan Sekolah ini, SMA terfavorit di kota ku, Jakarta. Ku edarkan pandangan ku ke segala penjuru.
      'Tak banyak berubah.' batin ku
           Perpustakaan masih berada di sebelah ruang BP, ruang guru masih bersebrangan dengan ruang Tata Usaha, Kantin dan toilet masih berada di bagian belakang gedung utama, sedangkan lab komputer, lab Biologi, dan lab Bahasa masih pada tempatnya. Hanya beberapa kelas yang berpindah poisisinya.
             Saat aku melewati ruang kelas XII IPS 2, nyanyian kerinduan tiba - tiba  menelusup memenuhi ruang hati ku. Kelas itu masih bercat biru, satu - satunya kelas yang tak bercat putih di sekolah ini.
              Aku melangkah memasuki ruang kelas itu. seketika sebuah senyuman melengkung di bibir ku saat aku mengingat kenangan yang pernah terjadi di dalamnya. Kebersamaan, kekompakkan, dan persahabatan yang solod yang tidak pernah ku temukan sebelumnya.
Bangku dibarisan ketiga dari belakang menggoda ku untuk melangkahkan kaki menghampirinya. Ya, itu adalah bangku yang ku gunakan dulu saat aku menuntut ilmu di sekolah ini.
" Ah, banyak sekali kenangan di sekolah ini yang tidak bisa kulupakan." Gumam ku.
            Ku biarkan mataku berkelana mengamati seisi ruang kelas. Tiba - tiba hati ku terasa sesak saat bayangan laki - laki itu muncul dalam ingatan ku. MARIO.
Anak baru asal Manado yang selalu berhasil mencetak senyum di bibir ku setiap kali melihatnya. Laki - laki bertubuh tinggi kurus, berkulit sawo matang, bermata teduh, dan mempunyai senyum yang hangat. Dia tidak hanya ramah, tapi juga jago dalam olahraga dan bermain musik.
#Flashback
"Perkenalkan nama saya Mario Stevano Aditya, tapi kalian cukup panggil Rio aja. Saya  pindahan dari Manado. Terima Kasih." Ucap Rio
"Sudah cukup perkenalannya Rio ?" tanya Bu Winda, Guru Bahasa Inggris di SMA Bintang.
" Sudah bu." Rio mengangguk dan tersenyum pada Bu Winda.
"Ok, kalau begitu kamu duduk di....." Bu Winda mengedarkan pandangannya ke seisi kelas. "... kamu duduk di damping Shilla aja." Lanjut Bu Winda.
"baik Bu. " Rio berjalan menuju tempat duduknya.
" Rio." Ucapnya sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.
"Ashilla." Ucap ku menyambut uluran tangannya.
"sudah kenalannya Shilla-Rio ?" Tanya Bu Winda
"sudah Bu. "
"Baik, kalau begitu keluarkan buku kalian !"
        Sejak hari itu aku dan Rio semakin dekat. Kami sering menghabiskan waktu bersama, entah untuk mengerjakan tugas sekolkah, menonton bioskop, ke toko buku, menonton konser musik, atau hanya sekedar nongkrong di rumah ku sambil bermain gitar.
             ****
"Shill, gue mau nanya satu hal sama loe boleh ?" tanya Rio di suatu sore saat kita sedang makan di cafe favorite kita berdua.
"boleh, mau nanya apaan sih ? kayanya serius banget " jawabku sambil mencocolkan kentang goreng pesanan ku ke saus tomat.
"gosip itu beneran Shill ?" Tanya Rio hati – hati
" gosip? gosip apaan ? gosip JB putus sama selgom ? "
Rio tersenyum. Lalu mengacak - acak puncak kepala ku dengan gemas.
"yee. itu mah bukan gosip lagi, seluruh dunia juga udah tau kalau mereka putus. Lagian ga ada urusannya sama gue kali "
"ihh, Rio jadi berantakan kan. Lo kan tau gue paling ga suka kalau rambutnya diacak - acakin " aku merapihkan rambut ku yang berantakan. " trus maksud lo gosip yang mana sih ?" lanjut ku.
"gosip lo suka sama Cakka "
"uhuk.. uhuk.."
Rio memberikan Chocolate float dihadapan ku. Aku meminumnya sambil menepuk - nepuk dada ku.
"Lo nggak papa Shill ?" Tanya Rio cemas.
"ga papa kok Yo, cuma keselek dikit aja. hehe.. dan soal gosip itu, gue cuma ngefans aja kok sama dia. Ga lebih. " Aku tersenyum pada Rio.
"oh, syukur deh kalo cuma ngefans doang " ucap Rio pelan.
" Hah, kenapa yo ? "
"enggak papa kok Shill."
                ***
Semakin banyak waktu yang ku lalui bersamanya, membuat rasa nyaman itu berubah. Rasa itu perlahan - lahan tumbuh di hati ku, rasa yang sulit untuk ku jabarkan pada siapapun.
Pernah suatu saat aku bertanya pada sepupu ku Ify tentang apa yang tengah aku rasakan pada Rio.
"itu artinya lo jatuh cinta sama dia Shill. Cie..cie.. sepupu gue lagi jatuh cinta." ucap Ify waktu itu sambil memeluk ku.
  #Flashbackoff
            Kini 3 Tahun setelah perpisahan sekolah berlangsung, semuanya masih sama. Aku masih mencintainya, dalam diam tentunya. Dan dia masih tidak mengetahui apa yang aku rasakan padanya.
            Dulu ku pikir, seiring dengan berjalannya waktu rasa ini akan menghilang. Dan aku bisa melupakan Rio dari hidup ku, dan mengubur sem,ua kenangan tentangnya.
tapi ternyata aku salah, karena semakin keras aku berusaha untuk melupakannya semakin nyata pula bayangan wajahnya dipikiran ku.
Dulu setelah lulus SMA, Rio kembali ke Manado karena Ayahnya kembali bertugas disana.
"Gue pasti balik lagi Shill. Gue janji." ucapnya sebelum melangkah masuk ke bandara.
            Satu kata yang sampai detik ini  masih ku ingat, dan kata itu mampu membuat ku bertahan selama ini. Sebuah kata yang membuat ku berharap padanya. Sebuah kata yang membuat ku berada dalam "Penantian" yang tak pasti . 
Terkadang aku mulai muak dan lelah menanti kedatangannya. Ingin rasanya aku mengubur semua harapan itu. Semuanya terlalu menyesakkan untuk ku.
Tapi setiap kali aku mencoba untuk mencintai lelaki lain, hati ini slalu menolaknya. Walau lelah aku masih saja bertahan menunggunya, dan berharap dia akan menepati janjinya.
                    *****
 "Ternyata elo ga berubah ya, masih aja suka ngelamun.." ujar seseorang dengan suara bariton yang sangat aku kenal.
" Rio ?" aku mengucek mata ku untuk meyakinkan diri ku sendiri bahwa yang ku lihat memang benar.
            Pemuda dihadapan ku itu tersenyum manis pada ku. Senyuman yang 3 tahun belakangan ini aku rindukan.
"segitu berubahnya ya gue, sampe elo ga ngenalin gue gitu " ucapnya lalu duduk di samping ku.
"iya. 3 tahun ga ketemu, lo banyak berubah Yo"
"pasti gue tambah ganteng ya dan keren kan ?"
"yee. GR banget lo" Aku memukul pelan lengan Rio.
"btw, ngapain lo disini ? " lanjut ku
"hei, ternyata 3 tahun ga ketemu sekarang seorang Ashilla uah jadi pikun. Hari ini sekolah kita kan ngadain reunian Shill " ucap Rio sambil mengeleng - gelengkan kepalanya.
Aku mencubit paha Rio gemas. "maksud gue ngapain lo ke kelas ini ? acaranya kan di aula "
"sama kaya lo Shill" Rio mengusap pahanya yang kucubit tadi.
"sama kaya gue ?" aku mengerutkan kening tak mengerti yang dimaksud oleh Rio.
"kelas ini banyak banget menyimpan kenangan buat gue..." ucapnya sambil menerawang.
"elo kangen gue ga Shill ?" lanjutnya, dan matanya masih menerawang entah kemana.
"enggak " jawabku asal.
          Rio memutar badannya menghadap ke arah ku. "bo'ong banget kalau lo ga kangen sama gue"
"ngapain gue bohong sama lo Yo"
"kalau lo ga kangen sama gue, ga mungkin lo ada di kelas ini sekarang" ucap Rio dengan santai, tapi mampu menusuk hati ku.
Rio benar, aku memang merindukannya. Sangat merindukannya.
 "kok diem Shill, gue bener ya ?"
 "hah. enggak sih. wee " aku menjulurkan lidah ku pada Rio.
            Kami berdua larut dalam pikiran masing - masing. Kecanggungan tiba - tiba menyergap kami berdua. Aku melirik ke arah Rio. Ku lihat ia seperti sedang memikirkan sesuatu. Entah apa yang sedang mengganjal pikirannya.
 "Shill.." ucap Rio memecah keheningan diantara kita.
          Aku menoleh ke arahnya. Rio kembali diam, sementara aku dengan serius menunggu apa yang akan rio ucapkan.
"gue suka sama loe Shill" ucap Rio tiba - tiba.
           Aku yang tidak siap dengan pernyataan Rio tadi hanya bisa terdiam menatap wajahnya.
 "gue suka sama lo, sejak pertama kali gue liat lo Shill " Rio mengulang pernyataannya tadi.
"kenapa lo bisa suka sama gue ?" Aku merutuki diri ku sendiri, kenapa harus pertanyaan bodoh itu yang ku lontarkan.
Rio tersenyum, "karena lo Ashilla Zahrantiara " ucapnya
"kalau lo suka sama gue udah dari dulu, kenapa baru sekarang lo ngomongnya ?"
"itulah bodohnya gue," Rio menghela nafas berat. "..gue nggak punya keberanian buat bilang ke elo Shill. Lagian waktu itu lo sukanya kan sama Cakka, gue makin drop aja waktu itu." ucap Rio lirih.
"gimana Shill ? " lanjutnya.
Aku menyenderkan tubuh ku pada bangku yang ku duduki. "Seandainya lo ngomong kaya gini 4 Tahun yang lalu Yo. Gue pasti nerima lo. Tapi..." Aku menggantungkan kalimat ku.
"tapi apa Shill ? elo udah punya pacar ?" tanya Rio penasaran.
Aku menggeleng lemah.
"terus kenapa? lo udah ga suka sama gue ?"
"enggak Yo. Rasa itu masih sama seperti 3 tahun yang lalu"
"terus kenapa Shill?
"ternyata kamu disini Shill. Eh, lo Rio kan ?" ujar seorang pemuda tinggi berkulit putih dari arah pintu kelas.
Aku dan Rio menoleh ke arah asal suara itu. Aku tersenyum melihat siapa yang berdiri disana.
Alvin. Lelaki yang bisa membuat ku melupakan Rio sejenak saat bersamanya.
"jadi itu alasannya Shill" ucap Rio lirih.
"apa kabar lo Yo ?" tanya pemuda sipit itu.
"gue baik Vin. Elo apa kabar ?"
"kaya yang lo liat, gue baik banget" Alvin tersenyum. "oia, acaranya udah mau di mulai tuh. Kita ke aula bareng yuk !" ajak Alvin.
"elo sama Shilla duluan aja. Gue masih mau disini dulu."
"elo yakinYo ga mau bareng ke aulanya?" tanya Alvin.
Rio mengangguk. "nggak papa kok, kalian duluan aja. Gue nggak mau ganggu kaluian berdua." Rio tersenyum. senyum yang menurut ku sangat dipaksakan.
"oh, ok deh kalau gitu. Gue sama Shilla duluan ya Yo."
Alvin menggandeng tangan ku meninggalkan Rio yang memilih tetap berada di dalam kelas. Sebelum menghilang di balik pintu, aku menoleh ke arah Rio.
Rio tersenyum pada ku dari dalam kelas. Senyum yang paling memilukan yang pernah ku lihat dari seorang Mario Stevano Aditya..
            Selamat tinggal Mario. Terima kasih untuk semua kenangan indah yang pernah kamu berikan di dalam hidup ku. Sampai kapan pun kamu akan selalu jadi yang terindah untuk ku, dan sampai kapan pun kamu akan selalu menempati satu ruang khusus di hati ku. Kamu cinta pettama ku yang tak pernah bisa ku miliki.....
THE END

 

0 komentar:

Posting Komentar